Di dalam Riwayat Hidup Master Xu Yun, terdapat
sebuah kisah, ketika beliau berusia 47 tahun, membangkitkan niat untuk melakukan
ziarah ke Gunung Wutai. Tidak mudah karena beliau menggunakan cara “tiga
langkah satu kali namaskara”, dari Putuo melakukan namaskara hingga Wutai, menggunakan
waktu selama lebih dari tiga tahun.
Bayangkan saja, dengan cara “tiga langkah satu kali
namaskara”, sehari hanya bisa menempuh berapa jauh perjalanan? Bernamaskara
selama tiga tahun barulah tiba. Di tengah perjalanan mengalami dua kali jatuh
sakit, kebetulan berada di dalam rimba, di sekitarnya tidak ada rumah penduduk.
Saat kondisi beliau kritis muncullah seorang pengemis, pengemis ini telah
menyelamatkan dirinya.
Master Xu Yun menanyakan nama pengemis itu. Dia
menjawab namanya adalah Wen Ji. Ketika ditanya dimanakah tempat tinggalnya,
pengemis itu menjawab bahwa dia tinggal di Gunung Wutai, katanya semua orang di
Gunung Wutai mengenalinya, anda hendak melakukan ziarah Gunung Wutai, semua
orang juga mengetahuinya. Master Xu Yun mengingat ucapan pengemis Wen Ji di
dalam sanubarinya.
Kali kedua beliau jatuh sakit, lagi-lagi pengemis
Wen Ji muncul di hadapannya, dua kali pula Wen Ji merawat Master Xu Yun selama
sebulan lebih. Setelah berhasil melakukan namaskara hingga mencapai Gunung
Wutai, Master Xu Yun mencari tahu dan bertanya tentang keberadaan Wen Ji,
tetapi tidak ada orang yang mengetahuinya.
Kemudian beliau bertanya lagi kepada para anggota
Sangha di Gunung Wutai, beliau menceritakan pengalamannya, kemudian ada yang
memberitahukannya bahwa Wen Ji adalah jelmaan Bodhisattva Manjusri, barulah
beliau menyadarinya. Dua kali saat kondisinya kritis, Bodhisattva muncul
menjelma menjadi pengemis agar anda tidak curiga sama sekali, dalam rimba
bertemu pengemis adalah hal biasa. Pengemis ini telah menyelamatkannya, mujizat
Bodhisattva sungguh tak terbayangkan.
Maka itu saya selalu mengingatkan praktisi
sekalian, setelah belajar Ajaran Buddha maka harus menggunakan hati yang
sesungguhnya. Yang paling bernilai dari seorang praktisi tiada lain adalah anda
tidak menggunakan lagi hati yang semu, maka anda akan memperoleh pemberkatan
dari seluruh Buddha dan Bodhisattva.
Terutama dari Bodhisattva Manjusri, Bodhisattva
Samantabhadra, Bodhisattva Avalokitesvara, Bodhisattva Mahasthamaprapta,
terhadap praktisi Ajaran Sukhavati tiada alasan untuk tidak memberkati. Mengapa
kita tidak melihatNya? Ini karena batin kita masih terkotori, ada khayalan,
bentuk-bentuk pikiran, maka itu tidak terjalin dengan Mereka. Andaikata kita
telah melepaskan khayalan dan bentuk-bentuk pikiran, di dalam hati hanya ada
sepatah Amituofo, maka mujizat pun muncul.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 4 Juli 2014
我們在近代看到《虛雲老和尚年譜》,裡面記載的有一段話,老法師四十七歲的時候,發心朝五台山。不容易,三步一拜,從普陀拜到五台,足足用了三年多的時間。你想三步一磕頭,一天能走多少路?三年拜到了。在路途當中兩次生病,都是在曠野,附近沒有人家。病危的時候遇到一個乞丐,這個乞丐救了老和尚,照顧老和尚。老和尚問他什麼名字。他說他叫文吉,文章的文,吉祥的吉,叫文吉。問他住在哪裡?他說他住在五台山,他說五台山的人都知道我,你要到五台山朝山,大家都知道。他就記在心裡頭。第二次生病又遇到他,兩次照顧他一個多月。拜到五台山,打聽,問人知不知道有個文吉,沒有人知道。最後到了五台山,見到許許多多出家同修,他把這樁事情告訴人,別人告訴他,文吉就是文殊師利菩薩,他才恍然大悟。兩次,在危難的時候菩薩現身,現身做個乞丐,讓你一絲毫懷疑都沒有,荒山野嶺遇到乞丐,這是正常的。這個乞丐救了他,菩薩感應不可思議。
所以我常常提醒大家,你既然學佛了,就要用真心。學佛人最可貴的不是別的,不是你根性利不利,那是另外一回事情,最重要的你不再用妄心,你就得到一切諸佛菩薩的加持。特別是文殊菩薩、普賢菩薩、觀音菩薩、大勢至菩薩,對修淨土的人沒有不加持的道理。為什麼見不到?我們的心有染污、有妄想、有雜念,所以跟他們沒有感應。如果我們把妄想雜念放下,心裡只有一句佛號,感應就現前。
二零一四淨土大經科註 (第七十集) 2014/7/4